Senin, 28 September 2009

geologi

pembentukan minyak bumi

Proses pembentukan minyakbumi berdasar teori organik

minyak-1.jpg

Mungkin ngga ada yang menyangka sebelumnya bahwa secara alami minyak bumi yang ada secara alami ini dibuat oleh alam ini bahan dasarnya dari ganggang. Ya, selain ganggang, biota-biota lain yang berupa daun-daunan juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Tetapi ganggang merupakan biota terpenting dalam menghasilkan minyak. Namun dalam studi perminyakan (yang lanjut dan bikin mumet itu) diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.

minyak-2.jpg

Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentusaja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).

Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai carbon yang tidak mungkin dimasak.

minyak-3.jpg

Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Tentusaja kita tahu bahwa semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, akan bertambah suhunya. Ingat ada gradien geothermal ? (lihat penjelasan tentang pematangan dibawah).

Reservoir (batuan Sarang)

Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentusaja banyak jenis batuan yang menimbunnya. Salah satu batuan yang nantinya akan menjadi batuan reservoir atau batuan sarang. Pada prinsipnya segala jenis batuan dapat menjadi batuan sarang, yang penting ada ruang pori-pori didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batupasir, batugamping bahkan batuan volkanik.

Proses migrasi dan pemerangkapan

minyak-41.jpg

Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentusaja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyakbumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Ya, walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyakbumi ini lebih kecil. Sehingga harus mengikuti hukum Archimides. Inget kan si jenius yang menurut hikayat lari telanjang ? Sambil berteriak, “Eureka .. eureka !!”. Demikianlah juga dengan minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung ber”migrasi” keatas.

Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).

oil-generation.jpgProses pematangan batuan induk (Source rock)

Untuk sedikit lebih canggih dalam memahami proses pembentukan migas, dongeng berikut ini menjelaskan hanya masalah pematangannya.

Seperti disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan induk) ini karena adanya proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas dan akhirnya menghasilkan minyak. Tentunya ada donk hubungan antara kedalaman dengan pematangan ? Ya tentusaja.

Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu ini tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya.

Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal tinggi.

Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada suhu antara 50-180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun

Minyak bumi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Pompa minyak

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.



[sunting] Komposisi

Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang kemudian, setelah diolah lagi, menjadi minyak tanah, bensin, lilin, aspal, dll.

Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon.

Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan C4H10 (butana) - semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6°C, -88.6°C, -42°C, dan -0.5°C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan +31.1° F).

Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk cepat-kering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama dan digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari rantai di wilayah C10

Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk Vaseline®) berada di antara C16 sampai ke C20.

Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari "lilin, kemudian tar, dan bitumen aspal.

Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius:

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.

[sunting] Negara penghasil minyak bumi terbesar

(Diurutkan berdasar jumlah produksi tahun 2006) dan total produksi1nya dalam juta barrel per hari

  1. Arab Saudi - 10,665
  2. Rusia - 9,667
  3. Amerika Serikat2 - 8,331
  4. Iran - 4,148
  5. Republik Rakyat Cina - 3,858
  6. Meksiko - 3,707
  7. Kanada - 3,288
  8. Uni Emirat Arab - 3,0
  9. Venezuela - 2,803
  10. Norwegia - 2,786
  11. Kuwait - 2,675
  12. Nigeria - 2,443
  13. Brasil - 2,166
  14. Aljazair - 2,122
  15. Irak - 2,008

(Diurutkan berdasar jumlah yang diekspor di 2006) dan total ekspor dalam juta barrel per hari

Catatan:
1 Total produksi termasuk minyak mentah, gas alam, kondesat dan cairan lainnya.
2 Amerika Serikat mengkonsumsi seluruh minyak yang diproduksinya.
3 Yang dicetak tebal adalah negara-negara anggota OPEC.

Sumber: Statistika Energi dari pemerintah AS

.

terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang

mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang

mengandung logam.

Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:

1. Alkana (parafin) CnH2n + 2

Alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang

terbesar di dalam minyak mentah.

2. Siklo alkana (napten) CnH2n

Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6

(enam) yaitu sikloheksana.

Sikloheksana Siklopentana

3. Aromatik CnH2n -6

Aromatik memiliki cincin 6 (enam)

Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam

bensin karena :

- Memiliki harga anti knock yang tinggi

- Stabilitas penyimpanan yang baik

- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)

Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari

minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi

kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai

komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang

paling sedikit.

Pengilangan/penyulingan (refining) adalah proses perubahan minyak mentah

menjadi produk yang dapat dijual (marketeble product) melalui kombinasi proses

fisika dan kimia. Produk yang dihasilkan dari proses pengilangan/penyulingan

tersebut antara lain:

1. Light destilates adalah komponen dengan berat molekul terkecil.

a. Gasoline (Amerika Serikat) atau motor spirit (Inggris) atau bensin (Indonesia)

memiliki titik didih terendah dan merupakan produk kunci dalam penyulingan

© 2003 Digitized by USU digital library 2

yang digunakan sebagai bahan pembakar motor (:t 45% dari minyak mentah

diproses untuk menghasilkan gasolin.

b. Naphta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan kerasin.

Beberapa naphta digunakan sebagai :

- Pelarut dry cleaning (pencuci)

- Pelarut karet

- Bahan awal etilen

- Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenanl sebagai jP-4

c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan sebagai :

- Minyak tanah

- Bahan bakar jet untuk air plane

2. Intermediate destilates merupakan minyak gas atau bahan bakar diesel yang

penggunaannya sebagai bahan bakar transportasi truk-truk berat, kereta api,

kapal kecil komersial, peralatan pertanian dan lain-lain.

3. Heavy destilates merupakan komponen dengan berat molekul tinggi. Fraksi ini

biasanya dirubah menjadi minyak pelumas (lubricant oils), minyak dengan berat

jenis tinggi dari bahan bakar, lilin dan stock cracking.

4. Residu termasuk aspal, residu bahan bakar minyak dan petrolatum.

2. Fraksi Minyak Bumi

Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari

minyak mentah dengan menggunakan proses destilasi bertingkat, adapun hasil yang

© 2003 Digitized by USU digital library 1

PENYULINGAN, PEMROSESAN DAN PENGGUNAAN MINYAK BUMI

CUT FATIMAH ZUHRA, Ssi.Msi.

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

MINYAK BUMI

1. Pendahuluan

Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama

Jangka titik

Didih (ºC)

Banyaknya atom

karbon

Nama Penggunaan

Dibawah 30 1 - 4 Fraksi Gas Bahan Bakar Pemanas

30 – 180 5 – 10 Bensin Bahan bakar mobil

180 – 230 11 – 12 Minyak Tanah Bahan bakar jet

230 – 305 13 – 17 Minyak Gas Bahan bakar diesel,

pemanas

305 – 405 18 - 25 Minyak Gas Berat Bahan bakar pemanas

Sisa: 1. Minyak bisa menguap : Minyak-minyak pelumas, lilin, parafin dan vaselin.

2. Bahan yang tidak bisa menguap : aspal dan arang minyak bumi.

a. Fraksi Gas

Gas alam dapat diperoleh secara terpisah maupun bersama-sama dengan

minyak bumi. Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana berantai karbon rendah

yaitu antara lain metana, etana, propana, butana dan iso-butana. Gas alam dapat

dipergunakan sebagai:

1. Bahan bakar rumah tangga atau pabrik

2. Karbon hitam (Carbon Black)

3. Tujuan-tujuan Sintesis

b. Bensin

Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu ;

1. Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straight run), dimana kualitasnya

2. Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari minyakgas dan residu.

3. Merengkah (retor ming) bensin berat dari kualitas yang kurang baik.

C. Kerosin

Pemakaian kerasin sebagai penerangan di negara-negara maju semakin

berkurang, sekarang kerasin digunakan untuk pemenasan. Pemakaian terpenting

dari kerasin antara lain:

1. Minyak Lampu

Kerosin sebagai minyak lampu dihasilkan dengan jalan penyulingan langsung, sifatsifat

yang harus diperhatikan bila kerasin digunakan sebagai minyak lampu adalah :

* Warna

Kerosin dibagai dalam berbagai kelas warna:

- Water spirit (tidak berwarna)

- Prime spirit

- Standar spirit

Di India, pemakai di pedalaman tidak mau membeli kerosin putih karena mengira

Macam-macam alat pembakar kerosin:

- Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.

- Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian hawa yang

dipusatkan.

d. Minyak Gas

Minyak gas pada awalnya banyak digunakan sebagai penerangan dalam gerbong

kereta api, tetapi sekarang sebagian telah diganti oleh listrik karena lebih mudah

dipakai dan sedikit bahaya kebakaran jika ada kecelakaan kereta api.

Minyak gas juga digunakan sebagai :

- Bahan bakar untuk motor diesel.

- Pesawat-pesawat pemanasan pusat otomatis dengan nama minyak bakar untuk

keperluan rumah tangga, biasanya adalah minyak gas tanpa bagian-bagian

residual.

Seperti pada bensin untuk menaikkan bilangan oktan pada minyak gas maka

perlu ditambahkan :

- Persenyawaan yang mengandung banyak sekali zat asam, misalnya amilnitrit dan

etilnitrit. Untuk memperoleh hasil yang nyata maka persentasenya harus besar

yaitu kira-kira 5% sehingga pemakaian senyawa ini menjadi mahal.

- Persenyawaan yang penggunaannya lebih sedikit peroksida (peroxyden) dan

berbagai persenyawaan organik, dipakai 0,5% untuk menaikkan 10 atau 15 titik

bilangan oktan.

e. Minyak Bakar

Walaupun setiap minyak yang dibakar dapat dinamakan minyak bakar tetapi nama

ini biasanya hanya digunakan untuk bahan bakar residual dan untuk bahan bakar

sulingan. Bahan bakar residua! biasanya diperoleh dengan cara mengentalkan

minyak bumi atau merengkah minyak gas dan residu minyak tanah.

Bahan bakar digunakan sebagai :

- Motor diesel tipe besar.

- Minyak yang dinyalakan dengan pembakar dalam tungku masak yang digunakan

untuk :

- Memproduksi uap

- Pengerjaan panas dari logam

- Mencairkan hasil perindustrian

© 2003 Digitized by USU digital library 7

- Membakar batu, emaile, dan sebagainya.

Sifat-sifat yang harus ada pada minyak bakar adalah :

* Memiliki batas viskositas tertentu

Viskositas minyak bakar terletak antara viskositas minyak gas yaitu kira-kira 4 cs

= 1,30E pada 50°C dan kira-kira 550/650 cs = 75/850E pada 50°C. Minyak bakar

yang lebih encer diperlukan untuk pesawat bakar yang lebih kecil, misalnya untuk

alat pemanasan sentral otomatis dalam rumah.

* Banyaknya panas yang diberikan

Kalor pembakaran minyak bakar batasnya kira-kira 10.000 dan 10.550 cal/g.

* Kadar belerang

Lebih penting pada minyak diesel daripada minyak bakar karena pada minyak

disesi belerang dapat menyebabkan kerusakan silinder dan kerosi dari sistem

buang.

* Titik beku

- Mempunyai titik beku maksimal tertentu.

- Biasanya titik beku tergantung pada perlakuan terlebih dahulu yang dikerjakan

terhadap bahan. Misalnya minyak bakar sebagian terdiri dari residu cracking

yang sesudah dipanaskan hingga 1000C memiliki titik didih –210C, tetapi sesudah

dibiarkan untuk waktu yang lama titik beku menjadi 1500C.

3. Pemrosesan Minyak Bumi

Pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses utama, yaitu :

1. Proses pemisahan (separation processes)

2. Proses konversi (convertion processes)

Proses pengilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah komponen

minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual berupa beberapa tipe dari destilasi.

Beberapa perlakuan kimia dan pemanasan dilakukan untuk memperbaiki kualitas

dari produk minyak mentah yang diperoleh. Misalnya pada tahun 1912 permintaan

gasolin melebihi supply dan untuk memenuhi permintaan tersebut maka digunakan

proses "pemanasan" dan "tekanan" yang tinggi untuk mengubah fraksi yang tidak

diharapkan. Molekul besar menjadi yang lebih kecil dalam range titik didih gasolin,

proses ini disebut cracking.

a. Proses Pemisahan (Separation Processes)

Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya sederhana

tetapi yang kompleks adalah interkoneksi dan interaksinya.

Proses pemisahan tersebut adalah :

1. Destilasi

Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya disuling pada tekanan atmosfer,

fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih tinggi dimana zat-zat

hidrokarbon mulai terurai (biasanya kira-kira antara suhu 375 -400°C) karena itu

lebih baik jika minyak pelumas disuling dengan tekanan yang diturunkan.

Pengurangan tekanan diperoleh dengan menggunakan sebuah pompa vakum (vacum

pump).

2. Absorpsi

Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih tinggi dengan

gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap gasolin alami dari gas-gas basah. Gasgas

dikeluarkan dari tank penyimpanan gas sebagai hasil dari pemanasan matahari

yang kemudian diserap ulang oleh tanaman. Steam stripping pada umumnya

digunakan untuk mengabsorpsi hidrokarbon fraksi ringan dan memperbaiki kapasitas

absorpsi minyak gas.

.

b. Proses Konversi (conversion processes)

Hampir 70% dari minyak mentah di proses secara konversi di USA,

mekanisme yang terjadi berupa pembentukan "ion karbonium" dan "radikal bebas".

Dibawah ini ada beberapa contoh reaksi konversi dasar yang penting:

1. Cracking atau Pyrolisis

Cracking atau pyirolisis merupakan proses pemecahan molekul-molekul

hidrokarbon besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dengan adanya

pemanasan atau katalis.

C7H15C15H30C7H15 C7H16 + C6H12CH2 + C14H28CH2

minyak gas berat gasolin gasalin (anti knock) recycle stock

Dengan adanya pemanasan yang cukup dan katalis maka hidrokarbon parafin

akan pecah menjadi dua atau lebih fragmen dan salah satunya berupa olefin. Semua

reaksi cracking adalah endotermik dan melibatkan energi yang tinggi. Proses

cracking meliputi:

2. Polimerisasi

Terbentuknya polimer antara ikatan molekul yang sama yaitu ikatan bersama dari

light gasoline.

C C katalis C C

C – C = C + C – C = C C – C – C – C = C+ C - C- C- C = C - C

suhu /tekanan C C C

rantai pendek tidak jenuh rantai lebih panjang

Proses polimerisasi merubah produk samping gas hirokarbon yang dihasilkan

pada cracking menjadi hidrokarbok liquid yang bisa digunakan sebagai:

- Bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki bilangan oktan yang tinggi.

- Bahan baku petrokimia.

© 2003 Digitized by USU digital library 10

Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon

tidak jenuh) yang diperoleh dari cracking still. Contohnya: Propilen, n-butilen,

isobutilen.

CH3 CH3 CH3 H3PO4

2CH3 – C - CH2 CH3 - C - CH2 - C = CH2 C12H24

CH3 tetramer atau tetrapropilen

Isobutelin diisobutilen (campuran isomer)

3. Alkilasi

Proses alkilasi merupakan proses penggabungan olefin dari aromat atau

hidrokarbon parafin.

C katalis C

C = C + C - C - C C - C - C - C

C

etilen isobutan 2,2-dimetilbutan atau neoheksan

(unsaturated) (isounsaturated) ( saturated branched chain)

Proses alkilasi adalah eksotermik dan pada dasarnya sama dengan

polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian dari charging stock need be

unsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat yang tidak mengandung olefin

dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini didasarkan pada reaktifitas dari

karbon tersier dari isobutan dengan olefin, seperti propilen, butilen dan amilen.

4. Hidrogenasi

Proses ini adalah penambahan hidrogen pada olefin. Katalis hidrogen adalah

logam yang dipilih tergantung pada senyawa yang akan di reduksi dan pada kondisi

hidrogenasi, misalnya Pt, Pd, Ni, dan Cu.

C H2 C

C – C – C = C - C C - C – C – C - C

C katalis C C

diisobutilen isooktan

Disamping untuk menjenuhkan ikatan ganda, hidrogenasi dapat digunakan

untuk mengeliminasi elemen-elemen lain dari molekul, elemen ini termasuk oksigen,

nitrogen, halogen dan sulfur.

5. Hydrocracking

Proses hydrocracking merupakan penambahan hidrogen pada proses

cracking.

C17H15C15H30C7H15 + H2 C7H16 + C7H16 + C15H32

6. Isomerisasi

Proses isomerisasi merubah struktur dari atom dalam molekul tanpa adanya

perubahan nomor atom.

3000C

C - C - C - C C - C - C

AlCl3

Proses ini menjadi penting karena dapat menghasilkan iso-butana yang

dibutuhkan untuk membuat alkilat sebagai dasar gasoline penerbangan.

CH3

CH3 - CH2 - CH2 - CH3 CH3 - CH - CH3

n-butana iso-butana

7. Reforming atau Aromatisasi

Reforming merupakan proses konversi dari naptha untuk memperoleh produk

yang memiliki bilangan oktan yang tinggi, dalam proses ini biasanya menggunakan

katalis rhenium, platinum dan chromium.

CH3

panas

CH3 - CH2 - CH2 - CH2 - CH2 - CH2 - CH3 + 4H2

Cr2O3 dlm Al2O3

Toluene

TABEL

Live Traffic Feed

Top Duri Blogs

Duri, Riau arrived from google.co.id on "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Minyak Bumi"

Jakarta, Jakarta Raya left "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Minyak Bumi" via 3.bp.blogspot.com

Jakarta, Jakarta Raya arrived from google.co.id on "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Minyak Bumi"

Mega, Jawa Tengah arrived from google.co.id on "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Proses Pembentukan Minyak Bumi"

Jakarta, Jakarta Raya arrived from google.co.id on "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Minyak Bumi"

Pontianak, Kalimantan Barat arrived from google.co.id on "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Minyak Bumi"

Surabaya, Jawa Timur arrived from google.co.id on "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Minyak Bumi"

Jakarta, Jakarta Raya arrived from google.co.id on "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Minyak Bumi"

Jakarta, Jakarta Raya arrived from google.co.id on "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Proses Pembentukan Minyak Bumi"

Jakarta, Jakarta Raya arrived from images.google.co.id on "GEOLOGI PERTAMBANGAN: Lithosfer (Struktur Batuan Kulit Bumi)"

Watch in Real-Time

Options>>

Change your Location
Ignore my browser
Live Traffic Map
Popular Pages Today

Click to get FEEDJIT

skip to main | skip to sidebar

GEOLOGI PERTAMBANGAN

Sejarah penemuan minyak bumi

pertama kalinya orang mengenal minyak bumi ini di daerah Mesopotamia. Bahkan menurut catatan sejarah, orang China udah coba-coba ngebor minyak bumi sejak sebelum zaman masehi.

Permulaan ada industri minyak bumi, adanya di negerinya Paman Syam alias Amerika Serikat sekitar abad 19. Minyak bumi ini jadi begitu berharga karena suatu hari di Glasgow ditemukan cara mengolah minyak bumi menjadi minyak lampu, makanya minyak bumi semakin dicari dan diburu. Lapangan-lapangan minyak raksasa mulai ditemukan di tanah arab beberapa tahun sebelum Perang Dunia II meledak.













Eksplorasi Minyak Bumi

Sejarah pengeboran minyak bumi ini untuk kali pertama dalam sejarah pengeboran pertama dilakukan sekitar tahun 1885, pengeboran ini sukses memproduksi minyak secara komersil. Pekerjaan ini sukses dilakoni oleh mbah Aeilko Jans Zifiker di telaga tunggal no I pada kedalaman 22 meter.
Begitu awalnya bagaimana orang berhasil mengangkat minyak yang ada di perut bumi ini dan mengolahnya di atas perut bumi. Sebenarnya minyak dan gas bumi itu apaan sih?
Minyak dan gas bumi itu khan biasa juga disebut dengan hidrokarbon, karena penyusun utamanya adalah C (Carbon) dan H (hydrogen). Hidrokarbon ini berasal dari organic, senyawa utama yang bertugas membentuk minyak dan gas bumi ini adalah lipids (lemak,steroid, dan pigmen), protein dan karbohidrat. Proses pembentukkannya menjadi minyak bumi itu membutuhkan waktu yang lama (dalam skala jutaan tahun) dan proses yang kompleks. Komponen dan proses yang diperlukan buat membentuk dan menyimpan hidrokarbon disebut dengan “petroleum System”. Agar minyak bumi ini bisa terbentuk di dalam perut bumi ini harus ada 5 syarat yang wajib ada Yaitu :
1. Batuan induk yang matang (source rock)
2. Jalur migrasi (migration pathways)
3. Batuan reservoir (reservoir rock)
4. Perangkap (trap)

5. Penyekat (seal)

Kajian Geologi
Untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:

Batuan Sumber (Source Rock)

Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
Tekanan dan Temperatur

Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.

Migrasi

Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.



Reservoar

Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.


Perangkap (Trap)

Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.

Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.

Kajian Geofisika

setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang

DAFTAR PUSTAKA

Austin, T. George. 1985. Shreves Chemical Process Industries. Mc Graw Hill Book

Company.

Fieser, Louis F and Mary Fieser. 1950. Organic Chemistry. Second Edition. D.C.

Heatch and Company: Boston.

Mc Murry, Jhon. 1992. Organic Chemistry. Third Edition. Brooks Publishing Company:

California.

Nawawi, Harun. 1955. Minyak Bum; dan Hasil Minyak Bumi, Penggalian, Pengerjaan

dan Pemakaiannya. Penerbit Buku Teknik: Jakarta.

Wiseman, Peter. 1983. An Introduction to Industrial Organic Chemistry. Second

Edition. Applied Science Publisher: London.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar